SEMARANG – Meski dikenal praktis dan nyaman digunakan di jalanan perkotaan, motor matik ternyata cukup rentan terhadap genangan air atau banjir. Padahal, banyak yang beranggapan posisi mesin matik yang berada di tengah membuatnya lebih aman dari air. Faktanya, tak sedikit skuter matik yang justru mogok setelah menerjang banjir.
Menurut Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto, ada beberapa penyebab utama mengapa motor matik bisa mati mendadak usai melewati genangan.
1. Water Hammer: Ketika Air Masuk ke Ruang Bakar
Baca Juga:
Masalah paling fatal pada motor yang menerjang banjir adalah masuknya air ke ruang bakar. Kondisi ini disebut water hammer.
– Air bisa tersedot ke dalam mesin lewat saluran udara (air intake) yang posisinya relatif rendah pada motor matik.
– Ketika air bercampur dengan bahan bakar, campuran ini tidak bisa terbakar dengan sempurna.
– Air juga tidak bisa dikompresi seperti udara, sehingga saat piston menekan ke atas, tekanan balik dapat menyebabkan setang piston bengkok atau blok mesin retak.
Kerusakan akibat water hammer termasuk fatal dan biasanya memerlukan biaya perbaikan besar.
2. Korsleting pada Sistem Kelistrikan
Motor matik modern banyak mengandalkan sensor dan sistem kelistrikan, terutama pada mesin injeksi.
Jika air masuk dan membasahi soket kabel, koil, busi, atau ECU (Engine Control Unit), maka sistem kelistrikan bisa terganggu.
Akibatnya:
– Mesin bisa mati mendadak.
– Motor sulit dihidupkan kembali.
– Sistem pembakaran menjadi tidak stabil atau brebet.
“Air adalah musuh utama sistem kelistrikan. Begitu komponen elektronik tergenang, risiko korsleting meningkat,” jelas Oke.
Motor matik memang memiliki keunggulan pada posisi mesinnya yang lebih tinggi dari motor bebek, tapi bukan berarti kebal terhadap banjir. Ketika air mencapai tinggi saringan udara, risiko kerusakan meningkat tajam.
“Motor matik tidak didesain sebagai perahu. Jika air sudah mendekati saringan udara, itu zona merah,” tegas Oke Desiyanto.
